Pages

SEL ELEKTROLISIS | BELAJAR KIMIA |

SEL ELEKTROLISIS | BELAJAR KIMIA |
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:2H2O(l) à 2 H2(g) + O2(g)

Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi. Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (sebab memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada anoda. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.

Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) :
Katoda (-) :   2 Na+(l) + 2 e- à 2 Na(s) ……………………….......................…........ (1)
Anoda (+) :   2 Cl-(l)  à  Cl2(g) +  2 e- ……………................………………………. (2)
__________________________________________________________________
Reaksi sel            :   2 Na+(l) +  2 Cl-(l)  à 2 Na(s) +  Cl2(g) ……………….. [(1) + (2)]

Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda dan gelembung gas Cldi anoda. Bagaimana halnya jika lelehan garam NaCl diganti dengan larutan garam NaCl? Apakah proses yang terjadi masih sama? Untuk mempelajari reaksi elektrolisis larutan garam NaCl, kita mengingat kembali Deret Volta.

Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, air memiliki E°red yang lebih besar dibandingkan ion Na+. Ini berarti, air lebih mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di katoda adalah air. Sementara, berdasarkan Tabel  Potensial Standar Reduksi, nilai E°red ion Cl- dan air hampir sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial tambahan (overvoltage), maka oksidasi ion Cllebih mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di anoda adalah ion Cl-. Dengan demikian, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam NaCl adalah sebagai berikut :
Katoda (-)            :   2 H2O(l) +  2 e-  à  H2(g) +  2 OH-(aq) …………...……........ (1)
Anoda (+)            :   2 Cl-(aq)  à  Cl2(g) +  2 e- …………......…............................. (2)
__________________________________________________________________
Reaksi sel            :   2 H2O(l) +  2 Cl-(aq) à H2(g) +  Cl2(g) + 2OH-(aq)..........  [(1) + (2)]

Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas Hdan ion OH­‑ (basa) di katoda serta gelembung gas Cldi anoda. Terbentuknya ion OHpada katoda dapat dibuktikan dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi sejumlah indikator fenolftalein (pp). Dengan demikian, terlihat bahwa produk elektrolisis lelehan umumnya berbeda dengan produk elektrolisis larutan.

Selanjutnya kita mencoba mempelajari elektrolisis larutan Na2SO4. Pada katoda, terjadi persaingan antara air dan ion Na+. Berdasarakan nilai E°red, maka air yang akan tereduksi di katoda. Di lain sisi, terjadi persaingan antara ion SO42- dengan air di anoda. Oleh karena bilangan oksidasi S pada SO4-2 telah mencapai keadaan maksimumnya, yaitu +6, maka spesi SO42- tidak dapat mengalami oksidasi. Akibatnya, spesi air yang akan teroksidasi di anoda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Katoda (-)            :   4 H2O(l) +  4 e- à 2 H2(g) +  4 OH-(aq) ……….......……  ..... (1)
Anoda (+)            :   2 H2O(l)  à   O2(g) +  4 H+(aq) +  4 e- …………...……......... (2)
__________________________________________________________________
Reaksi sel            :   6 H2O(l) à  2 H2(g) +  O2(g) +  4 H+(aq) +  4 OH-(aq) .... [(1) + (2)]
6 H2O(l) à  2 H2(g) +  O2(g) +  4 H2O(l) ……......….. [(1) + (2)]
2H2O(l) à2H2(g) + O2(g) ……………………............... [(1) + (2)]

          Dengan demikian, baik ion Namaupun SO42-, tidak bereaksi. Yang terjadi justru adalah peristiwa elektrolisis air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Hal yang serupa juga ditemukan pada proses elektrolisis larutan Mg(NO3)dan K2SO4.
Bagaimana halnya jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan elektroda yang tidak inert, seperti Ni, Fe, dan Zn? Ternyata, elektroda yang tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda, sehingga produk yang dihasilkan di anoda adalah ion elektroda yang larut (sebab logam yang tidak inert mudah teroksidasi). Sementara, jenis elektroda tidak mempengaruhi produk yang dihasilkan di katoda. Sebagai contoh, berikut adalah proses elektrolisis larutan garam NaCl dengan menggunakan elektroda Cu :
Katoda (-)            :   2 H2O(l) +  2 e-  à  H2(g) +  2 OH-(aq) ……………….....……...(1)
Anoda (+)            :   Cu(s) à  Cu2+(aq) +  2 e…………………………………..….....(2)
__________________________________________________________________
Reaksi sel            :Cu(s) +  2 H2O(l)   à  Cu2+(aq) +  H2(g) +  2 OH-(aq) ……[(1) + (2)]

Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan reaksi elektrolisis :
1.     Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi; elektroda tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda
2.     Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di anoda
3.     Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium, maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda
4.     Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda

Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang disebut penyepuhan. Dalam proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan (diendapkan sebagai lapisan tipis) pada permukaan logam yang lebih murah dengan cara elektrolisis. Baterai umumnya digunakan sebagai sumber listrik selama proses penyepuhan berlangsung. Logam yang ingin disepuh berfungsi sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis) yang merupakan logam penyepuh berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan harus mengandung spesi ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal ini, ion perak). Pada proses elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion perak tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan katoda. Metode ini relatif mudah dan tanpa biaya yang mahal, sehingga banyak digunakan pada industri perabot rumah tangga dan peralatan dapur.

Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita akan melanjutkan dengan aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang telah disebutkan di awal, tujuan utama elektrolisis adalah untuk mengendapkan logam dan mengumpulkan gas dari larutan yang dielektrolisis. Kita dapat menentukan kuantitas produk yang terbentuk melalui konsep mol dan stoikiometri.

Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel elektrolisisadalah Faraday (F). Faraday didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol elektron. Satu Faraday equivalen dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah Faraday equivalen dengan setengah mol elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, setiap satu mol partikel mengandung 6,02 x 1023partikel. Sementara setiap elektron mengemban muatan sebesar  1,6 x 10-19 C. Dengan demikian :

1 Faraday  =  1 mol elektron  =  6,02 x 1023 partikel elektron x 1,6 x 10-19 C/partikel elektron 1 Faraday  =  96320 C

Hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Faraday      =  Coulomb / 96500
Coulomb     =  Faraday x 96500
Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui perkalian arus listrik (Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang menunjukkan hubungan Coulomb, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :
Coulomb     =  Ampere  x  Detik
Q       =  I  x  t
Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :
Faraday      =  (Ampere  x  Detik)  /  96500
Faraday      =  (I  x  t)  /  96500

Dengan mengetahui besarnya Faraday pada reaksi elektrolisis, maka mol elektron yang dibutuhkan pada reaksi elektrolisis dapat ditentukan. Selanjutnya, dengan memanfaatkan koefisien reaksi pada masing-masing setengah reaksi di katoda dan anoda, kuantitas produk elektrolisis dapat ditemukan.
Berikut ini adalah beberapa contoh soal aspek kuantitatif sel elektrolisis :

1.     Pada elektrolisis larutan AgNOdengan elektroda inertdihasilkan gas oksigen sebanyak 5,6 L pada STP. Berapakah jumlah listrik dalam Coulomb yang dialirkan pada proses tersebut?
Penyelesaian :
Reaksi elektrolisis larutan AgNOdengan elektroda inert adalah sebagai berikut :
Katoda (-)   :  Ag+  e à  Ag
Anoda (+)   :  2 H2O(l)  à O2(g) +  4 H+(aq) +  4 e-
Gas Oterbentuk di anoda. Mol gas Oyang terbentuk sama dengan 5,6 L / 22,4 L = ¼ mol O2
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan ¼ mol gas O2, maka jumlah mol elektron yang terlibat adalah sebesar  4 x ¼ = 1 mol elektron.
1 mol elektron = 1 Faraday = 96500 C              
Jadi, jumlah listrik yang terlibat adalah sebesar 96500 C

2.     Unsur Fluor dapat diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaF. Berapakah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan 15 L gas fluorin ( 1 mol gas mengandung 25 L gas) dengan arus sebesar 10 Ampere?
Penyeleasian :
Reaksi elektrolisis lelehan NaF adalah sebagai berikut :
Katoda (-)   : Na+(l) +  e  à  Na(s)
Anoda  (+)  : 2 F-(l)  à  F2(g) +  2 e-
Gas Fterbentuk di anoda. Mol gas Fyang terbentuk adalah sebesar 15 L / 25 L = 0,6 mol F2
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan 0,6 mol gas F2, akan melibatkan mol elektron sebanyak 2 x 0,6 = 1,2 mol elektron
1,2 mol elektron = 1,2 Faraday
Waktu yang diperlukan dapat dihitung melalui persamaan berikut :
Faraday = (Ampere x Detik) / 96500
1,2  =  (10 x t)  / 96500
t  =  11850 detik  =  3,22 jam
Jadi, diperlukan waktu selama 3,22 jam untuk menghasilkan 15 L gas fluorin

3.     Arus sebesar 0,452 A dilewatkan pada sel elektrolisis yang mengandung lelehan CaCl2 selama 1,5 jam. Berapakah jumlah produk yang dihasilkan pada masing-masing elektroda?
Penyelesaian :
Reaksi elektrolisis lelehan CaCl2 adalah sebagai berikut :
Katoda(-) : Ca2+(l) +  2 e- à Ca(s)
Anoda(+) : 2 Cl-(l)  à  Cl2(g) +  2 e-
Mol elektron yang terlibat dalam reaksi ini dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Faraday  =  (Ampere x Detik) / 96500
Faraday  =  (0,452 x  1,5  x  3600) / 96500  mol elektron
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol Ca yang dihasilkan adalah setengah dari mol elektron yang terlibat. Dengan demikian, massa Ca yang dihasilkan adalah :
Massa Ca = mol Ca x Ar Ca
Massa Ca  =  ½  x  (0,452 x  1,5  x  3600) / 96500  x  40  =  0,506 gram Ca
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, mol gas Cl2 yang dihasilkan adalah setengah dari mol elektron yang terlibat. Dengan demikian, volume gas Cl(STP) yang dihasilkan adalah :
Volume gas Cl2 = mol Clx 22,4 L
Volume gas Cl=  ½  x  (0,452 x  1,5  x  3600) / 96500  x  22.4 L  =  0,283 L gas Cl2
Jadi, produk yang dihasilkan di katoda adalah 0,506 gram endapan Ca dan produk yang dihasilkan di anoda adalah 0,283 L gas Cl(STP).

4.     Dalam sebuah percobaan elektrolisis, digunakan dua sel yang dirangkaikan secara seri. Masing-masing sel menerima arus listrik yang sama. Sel pertama berisi larutan AgNO3, sedangkan sel kedua berisi larutan XCl3. Jika setelah elektrolisis selesai, diperoleh 1,44 gram logam Ag pada sel pertama dan 0,12 gram logam X pada sel kedua, tentukanlah massa molar (Ar) logam X tersebut!
Penyelesaian :
Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 :
Katoda(-) :  Ag+(aq) +  e- à  Ag(s)
Anoda(+) : 2 H2O(l)  à  O2(g) +  4 H+(aq) +  4 e-
Logam Ag yang dihasilkan sebanyak 1,44 gram; dengan demikian, mol logam Ag yang dihasilkan sebesar  1,44 / 108 mol Ag
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol elektron yang dibutuhkan untuk menghasilkan logam Ag sama dengan mol logam Ag (koefisien reaksinya sama)
Sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini adalah sebesar   1,44 / 108 mol  elektron
Reaksi elektrolisis larutan XCl:
Katoda (-):  X3+(aq) +  3 e à  X(s)
Anoda(+): 2 Cl-(l)  à Cl2(g) +  2 e-
Arus yang sama dialirkan pada sel kedua, sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini sama seperti sebelumya, yaitu sebesar 1,44 / 108 mol  elektron. Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol logam X yang dihasilkan sama dengan  1 / 3 kali mol elektron, yaitu sebesar  1 / 3  x  1,44 / 108 mol X
Massa logam X  =  0,12 gram; dengan demikian, massa molar (Ar) logam X adalah sebagai berikut:
mol    =  massa / Ar
Ar     = massa / mol
Ar  =  0,12 / (1 / 3  x  1,44  / 108)  =  27
Jadi, Ar dari logam X adalah 27

Semoga bermanfaat sobat….


+++++++SALAM SUKSES UNTUK KITA SEMUA+++++++




READ MORE - SEL ELEKTROLISIS | BELAJAR KIMIA |

Resep Puding Susu Putih Sederhana

Resep Puding Susu Putih Sederhana dengan agar-agar segar. Ok sekarang kami hadirkan rahasia cara membuat puding masakan spesial dgn aneka bahan biasa saja.

Sebagai Makanan penutup, puding sangat dicintai karena mempunyai tekstur yg lembut & biasanya rasanya segar, apalagi kalau ditambah buah, misalnya buah mangga, strawberry / lainnya. Anak-anak pun akan sangat menyukai makanan Puding Susu Putih
READ MORE - Resep Puding Susu Putih Sederhana

Resep Sayur Bening Sawi Hijau

Resep Sayur Bening Sawi Hijau mudah dan cepat. Aneka sayur bening memang banyak namun ini dia cara membuat dari sawi hijau yang mudah untuk bunda di dapur.

Perlu bunda & seluruh pembaca ketahui bahwa sayuran hijau sangat baik untuk tubuh, manfaatnya sangat banyak & banyak orang menyebutkan bahwa daun ini sebagai obat tradisional / herbal. Sayuran ini memiliki lebih banyak vitamin A, karotenoid,
READ MORE - Resep Sayur Bening Sawi Hijau

CARA PEMBUATAN KERTAS DAUR ULANG SEDERHANA

CARA PEMBUATAN KERTAS DAUR ULANG SEDERHANA

Kertas merupakan suatu bahan yang sudah familiar di masyarakat. Kertas sendiri terbuat dari serat kayu yang sudah diproses. Harga kertas pun bervariasi, tergantung dari jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat kertas tersebut. Untuk menghemat kertas, disini saya akan mengulas tentang pembuatan kertas daur ulang. Tujuannya utama pembuatan kertas daur ulang ini adalah untuk mengurangi penebangan pohon yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas.
Langsung saja, saya akan menyampaikan cara pembuatan kertas daur ulang... Cekidoott....!!!

            Kertas dihasilkan dari kompresi serat yang asalnya dari pulp. Biasanya, serat yang digunakan adalah serat alami yang memiliki kandungan selulosa dan hemiselulosa. Kertas identik dengan media utama yang digunakan untuk menulis, namun saat ini sendiri kertas memiliki banyak manfaat dan kegunaan, seperti halnya kertas tisu atau kertas pembersih. Mungkin dari sebagian pembaca sedikit penasaran dengan cara membuat kertas, dan kali ini kami pun akan sedikit memberikan ulasan mengenai cara membuat kertas daur ulang dari kertas bekas, yang pastinya akan sangat bermanfaat untuk semua pembacanya.

Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Pembuatan Kertas Daur Ulang adalah sebagai berikut.
Bahan:
Kertas bekas
Air
Lem kayu
Zat Pewarna (zat pewarna alami akan lebih baik dibandingkan dnegan zat pewarna buatan).
     Alat Yang Dibutuhkan:
            Screen sablon atau bingkai kayu dengan kain kasa yang seukuran dengan  kertas yang             akan dibuat
Blender
Papan ataupun triplek
Ember           
Gunting
Kain

Cara Kerja
Cara kerja dalam pembuatan kertas daur ulang adalah sebagai berikut:
  1. Gunting kertas bekas dan kemudian rendam dalam ember selama satu hari satu malam.
  2. Blender kertas dengan perbandingan 3 untuk air dan 1 untuk kertas, blender sampai menjadi pulp (bubuk kertas).
  3. Masukan pulp ke dalam sebuah ember atau bak yang telah diisi air seperempatnya.
  4. Masukan zat pewarna secukupunya.
  5. Larutkan sedikit lem kayu, satu atau dua sendok makan. Larutkan bersama air lalu masukan ke dalam bak yang telah diisi dengan pulp kemudian aduk sampai rata.
  6. Siapkan papan atau triplek yang telah dilapisi dengan kain. Basahi papan tersebur dengan air.
  7. Masukan screen ke dalam bak, saring pulp sampai airnya menghilang lalu ratakan. Ketika menyaring usahakan jangan terlalu tebal.
  8. Letakan screen secara terbalik di atas papan. Gosok screen atau kain kasa tersebut dengan perlahan dan hati-hati sampai pulp terlepas dan menempel di papan.
  9. Tutup pulp di atas papan tersebut dengan kain yang telah dibasahi oleh air.
  10. Tutup juga dengan papan ataupun triplek dan berikan sedikit pemberat di atasnya agar bisa mengepres.
  11. Diamkan sekitar satu jam sampai kandungan air berkurang. Jika airnya telah berkurang maka bisa di jemur di tempat yang cukup panas. Hal yang harus diingat, jemur bersama dengan kainnya.
  12. Setelah benar-benar kering, kainnya dapat dibuka dengan hati-hati. Untuk hasil yang lebih rapi, sebelumnya bisa disetrika terlebih dahulu.
Itulah tadi ulasan tentang tata cara membuat kertas daur ulang.
Semoga bermanfaat J



READ MORE - CARA PEMBUATAN KERTAS DAUR ULANG SEDERHANA

PENERAPAN SEL VOLTA DAN SEL ELECTROLISIS

PENERAPAN SEL VOLTA DAN SEL ELECTROLISIS


1. Penerapan Sel Volta pada aki
            Aki atau accumulator merupakan sel volta yang tersusun atas elektroda Pb dan PbO, dalam larutan asam sulfat yang berfungsi sebagai elektrolit. Pada aki, sel disusun dalam beberapa pasang dan setiap pasang menghasilkan 2 Volt.
            Aki umumnya kita temui memiliki potensial sebesar 6 Volt (kecil) sebagai sumber arus sepeda motor dan 12 V (besar) untuk mobil. Aki merupakan sel yang dapat diisi kembali, sehingga aki dapat dipergunakan secara terus menerus. Sehingga ada dua mekanisme reaksi yang terjadi. Reaksi penggunaan aki merupakan sel volta, dan reaksi pengisian menggunakan arus listrik dari luar seperti peristiwa elektrolisa. Mekanisme reaksi ditampilkan pada Bagan reaksi.

2. Penerapan Sel Volta Pada Baterai
            Baterai atau sel kering merupakan salah satu sel volta, yaitu sel yang menghasilkan arus listrik, berbeda dengan aki, batere tidak dapat diisi kembali.
Sehingga batere juga disebut dengan sel primer dan aki dikenal dengan sel sekunder. Batere disusun oleh Seng sebagai anoda, dan grafit dalam elektrolit MnO2, NH4Cl dan air bertindak sebagai katoda. Reaksi yang terjadi pada sel kering adalah :
            Sel bahan bakar merupakan bagian dari sel volta yang mirip dengan aki atau batere, dimana bahan bakarnya diisi secara terus menerus, sehingga dapat dipergunakan secara terus menerus juga. Bahan baku dari sel bahan bakar adalah gas hidrogen dan oksigen, sel ini digunakan dalam pesawat ruang angkasa.

3. Baterai Nikel-Kadmium
            Baterai Nikel-Kadmium merupakan baterai kering yang dapat di isi ulang.Reaksi sel yang terjadi sebagai berikut:
Anode : Cd + 2OH- Cd(OH)2 + 2e
Katode :NiO2 + 2H2 O + 2e Ni(OH)2 + Ni(OH)2 +
Cd + NiO2 + 2H2O Cd(OH)2 + Ni(OH)2
Hasil-hasil reaksi pada baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang melekat pada kedua elektrodenya.Pengisian dilakukan dengan membalik arah aliran electron pada kedua electrode.

4. Baterai Perak Oksida
            Susunan baterai perak oksida yaitu Zn (sebagai anode), Ag2O (sebagai katode), dan pasta KOH sebagai elektrolit.reaksinya sebagai berikut:
Anode :Zn + 2OH- Zn(OH)2 + 2e
Katode :Ag2O + H2O + 2e 2Ag + 2OH-
Baterai perak oksida memiliki potensial sel sebesar 1,5 volt dan bertahan dalam waktu yang lama.Kegunaan baterai jenis ini adalah untuk arloji,kalkulator dan berbagai jenis peralatan elektrolit lainnya.

5. Sel Bahan Bakar
            Sel bahan bakar merupakan selyang menggunakan bahan bakar campuran hydrogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Bahan bakar (pereaksi) dialirkan terus menerus. Gas oksigen dialirkan ke katode melalui suatu bahan berpori yang mengkatalis reaksi dan gas hydrogen dialirkan ke anode. Sel seperti ini biasa di gunakan untuk sumber listrik pada pesawat luar angkasa.

6. Proses dalam penyepuhan
            Elektroplating atau penyepuhan merupakan proses pelapisan permukaan logam dengan logam lain. Misalnya tembaga dilapisi dengan emas dengan menggunakan elektrolit larutan emas (AuCl3).
Emas (anoda)                       : Au(s)
Au3+(aq) + 3e (oksidasi)
Tembaga (katoda)   : Au3+(aq) + 3e
Au(s) (reduksi)
            Dari persamaan reaksi tampak pada permukaan tembaga akan terjadi reaksi reduksi Au3+(aq) + 3e Au(s). Dengan kata lain emas Au terbentuk pada permukaan tembaga dalam bentuk lapisan tipis. Ketebalan lapisan juga dapat diatur sesuai dangan lama proses reduksi. Semakin lama maka lapisan yang terbentuk semakin tebal.

7. Proses Sintesa
            Sintesa atau pembuatan senyawa basa, cara elektrolisa merupakan teknik yang handal. Misalnya pada pembuatan logam dari garam yaitu K, Na dan Ba dari senyawa KOH, NaOH, Ba(OH)2, hasil samping dari proses ini adalah terbentuknya serta pada pembuatan gas H2, O2, dan Cl2. Seperti reaksi yang telah kita bahas. Dalam skala industri, pembuatan Cl2 dan NaOH dilakukan dengan elektrolisis larutan NaCl dengan reaksi sebagai berikut:

8. Proses pemurnian logam
            Proses pemurnian logam juga mengandalkan proses elektrolisa. Proses pemurnian tembaga merupakan contoh yang menarik dan mudah dilaksanakan. Pemurnian ini menggunakan elektrolit yaitu CuSO4. Pada proses ini tembaga yang kotor dipergunakan sebagai anoda, dimana zat tersebut akan mengalami oksidasi, Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e
Reaksi oksidasi ini akan melarutkan tembaga menjadi Cu2+. Dilain pihak pada katoda terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi tembaga murni. Mula-mula Cu2+berasal dari CuSO4, dan secara terus menerus digantikan oleh Cu2+ yang berasal dari pelarutan tembaga kotor. Proses reaksi redoks dalam elektrolisis larutan CuSO4 adalah :
CuSO4(aq)
Cu2+(aq) + SO42Ͳ(aq)


Katoda: Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
Anoda : Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e
            Pengotor tembaga umumnya terdiri dari perak, emas, dan platina. Oleh karena E0 unsur Ag, Pt dan Au > dari E0 Cu, maka ketiga logam tidak larut dan tetap berada di anoda biasanya berupa lumpur. Demikian juga jika pengotor berupa Fe atau Zn, unsur ini dapat larut namun cukup sulit tereduksi dibandingkan Cu, sehingga tidak mengganggu proses reduksi Cu.

READ MORE - PENERAPAN SEL VOLTA DAN SEL ELECTROLISIS
 

Search This Blog

Most Reading

Powered by Blogger.