Pages

BIOETANOL dari Tandan Kosong KELAPA SAWIT



Saat ini Indonesia menjadi negera pengekspor CPO terbesar dan memiliki luas area perkebunan sawit terluas di dunia. Meskipun sebagian besar kebun sawit tersebut bukan milik WNI. Produksi CPO Indonesia tahun 2006 menurut Dirjenbun adalah sebesar 16,6 juta ton. Tahun 2007 kabarnya sudah mencapai 17 juta ton. Kita pakai data tahun 2006 saja, walaupun sedikit lama tetapi sudah dipublikasikan resmi. Jumlah pabrik kelapa sawit adalah sebanyak 350 pabrik. Sebagian besar pabrik berada di P. Sumatera (258 pabrik).

Waktu aku pergi ke Riau, pengusaha kelapa sawit di sana menceritakan bahwa luas area kelapa sawit saat ini paling luas ya..di Riau, demikian pula jumlah pabrik kelapa sawitnya. Tapi ada juga anlisa bahwa ke depan luas area kelapa sawit akan pindah ke P. Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur. Pemprov Kaltim kabarnya merencanakan untuk membangun perkebunan kelapa sawit seluas 1 juta ha. Aku tidak punya data berapa realisanya saat ini.
Dalam proses produksi CPO, 1 ton Tandan Buah Segar (TBS) menghasilkan 200 kg CPO, limbah padat Tandan Kosong Kelapa sawit (TKKS) 250 kg dan 0,5 m3 LCPKS. Ini dihitung dari neraca PKS. Jika dihitung dengan cara ini, maka diperkirakan jumlah TKKS tahun 2006 adalah sebanyak 20.75 juta ton. Misalkan kadar air TKKS ini adalah 50%, maka jumlah TKKS kering (OD) kira-kira 10.375 juta ton. Ini perhitungan pesimis.
Kandungan TKKS adalah 45.80% selulosa dan 26.00% hemiselulosa. Kembali ke perhitungan menurut Badger (2002) maka potensi bioetanol adalah sebesar 2,000 juta Liter. Jumlah yang tidak sedikit dan setara dengan 1446.984 liter bensin.
Aku tidak mendapatkan data CPO internasional dan luas areal kelapa sawitnya. Jika biomassa ini dihitung, aku yakin jumlahnya cukup besar dan sangat potensial sebagai bahan baku bioetanol.
Menurut pengalamanku TKKS sebih sulit dihidrolisis daripada jerami. Bentuk tandan yang cukup besar dan seratnya yang kuat membutuhkan energi yang lebih besar untuk mencacahnya. Tantangan-tantangan ini yang harus dihadapi. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dari Malaysia menyebutkan bahwa untuk merubah TKKS menjadi xylosa diperlukan asam sangat kuat, melalui dua langkah proses, dan energi yang cukup besar. Proses ini rasanya tidak jauh berbeda untuk memproduksi gula dari TKKS.
Pengalamanku lama berkerja dalam penelitian kompos TKKS memberi inspirasi padaku untuk mengatasi hal ini. Saat ini aku sedang melakukan sebagian dari hipotesisku ini. Sejauh ini hasilnya cukup mengembirakan, meskipun belum benar-benar optimal. Kalau tersedia fasilitas yang cukup, dana yang cukup dan waktu yang cukup, aku yakin mimpiku bisa jadi kenyataan. Memang tidak mudah. Aku sudah gagal beberapa kali, bahan-bahan sudah mulai menipis, dana penelitian belum cair, bahan-bahan kimia apalagi.
Tantangan-tantangan ini tidak membuatku menyerah. Aku harus tetap fokus pada tujuan utamaku, yaitu membuat etanol dari TKKS. Fasilitas dan dana membantuku untuk mencari penjelasan atas fonomena yang ada. Data-data yang aku peroleh belum banyak. Namun dari data-data ini aku mencoba memperbaiki kesalahan-kesalahanku dan memperbaiki metode yang aku lakukan. Selangkah demi selangkah aku maju ke depan.

No comments:

Post a Comment

 

Search This Blog

Most Reading

Powered by Blogger.